Daftar Isi
- Pentingnya Sterilisasi Kucing pada Usia yang Tepat
- Sejarah Kucing dan Perkembangan Sterilisasi Kucing
- Rol Kucing dalam Budaya dan Sterilisasi Kucing
- Morfologi dan Anatomi Kucing pada Usia Steril
- Keistimewaan Kucing sebagai Hewan Peliharaan usia steril kucing
- Perubahan Perilaku Kucing Usia Steril
- 1. Perubahan dalam Tingkat Agresi
- 2. Perubahan dalam Kebiasaan Menyemprot Urine
- 3. Penurunan Risiko Penyakit
- Penyakit yang Sering Dialami oleh Kucing yang Telah Disterilisasi
- Manfaat Kucing dalam Mendukung Kesehatan Manusia
- Kucing Bukan Hanya Binatang Peliharaan, Tapi juga Sahabat Kesehatan
- Kucing sebagai Penangkal Stres dan Penyemangat Mental
- Kucing sebagai Dukungan Perbaikan Kondisi Fisik
- Sterilisasi sebagai Upaya Mempertahankan Kesehatan
- Pentingnya Peran Kucing dalam Upaya Pengendalian Populasi
- FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan) Mengenai Usia Steril Kucing
- Bagikan ini ke Teman:
Pentingnya Sterilisasi Kucing pada Usia yang Tepat
Halo para pecinta kucing! Kali ini kita akan membahas mengenai pentingnya melakukan sterilisasi pada kucing dan kapan waktu yang tepat untuk melakukannya. Sterilisasi merupakan tindakan medis yang sangat penting untuk mencegah perkembangbiakan pada hewan peliharaan, termasuk kucing. Hal ini tidak hanya memberikan keuntungan bagi hewan itu sendiri, melainkan juga bermanfaat bagi pemiliknya dan populasi kucing secara keseluruhan.
Sebagai pemilik kucing, kita memiliki tanggung jawab untuk mengelola populasi kucing agar tidak menjadi terlalu banyak. Dengan melakukan sterilisasi, kita dapat mencegah pertambahan populasi kucing yang tidak terkontrol dan mengurangi jumlah kucing yang terlantar di jalanan atau di tempat penampungan hewan.
Seringkali, kita beranggapan bahwa sterilisasi sebaiknya dilakukan setelah kucing mencapai usia dewasa atau sesaat sebelum memasuki masa reproduksi. Namun, menurut para ahli hewan, sterilisasi sebaiknya dilakukan pada usia sekitar enam bulan atau sebelum kucing memasuki masa reproduksi. Pada usia ini, kucing telah mencapai pertumbuhan fisik dan hormonal yang memadai sehingga sterilisasi dapat dilakukan dengan aman dan efektif.
Melakukan sterilisasi pada kucing memiliki berbagai manfaat yang baik, seperti mengurangi risiko penyakit reproduksi, melindungi kucing dari kanker pada organ reproduksi, serta mengendalikan perilaku agresif dan tanda penandaan teritorial yang berlebihan. Selain itu, kucing yang sudah disterilkan juga cenderung menjadi lebih tenang, nyaman, dan kurang cenderung terlibat dalam pertengkaran dengan kucing lainnya.
Jadi, jika Anda memiliki kucing peliharaan yang berusia sekitar enam bulan atau lebih, sangat disarankan untuk segera melakukan sterilisasi. Jangan lupa pula untuk berkonsultasi dengan dokter hewan yang terpercaya guna mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai prosedur sterilisasi kucing dan manfaatnya.
Sejarah Kucing dan Perkembangan Sterilisasi Kucing
Kucing merupakan binatang peliharaan yang populer di seluruh dunia. Sebelum adanya sterilisasi kucing, populasi mereka dapat dengan cepat berkembang biak, yang berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Inilah sejarah menarik mengenai sterilisasi kucing yang perlu kita ketahui.
Pada abad ke-19, populasi kucing di kota-kota Eropa dan Amerika mengalami peningkatan yang pesat. Hewan-hewan ini punya cara alami yang subur, mengakibatkan munculnya banyak kucing liar. Namun, hal ini juga menciptakan masalah kesehatan seperti penyebaran penyakit menular dan kelangkaan makanan.
Pada tahun 1879, seorang ahli bedah bernama Robert Lawson Tait di Inggris berhasil melakukan tindakan sterilisasi pada kucing. Ini adalah langkah awal dalam sejarah sterilisasi kucing. Namun, metode yang digunakan saat itu masih kasar dan berisiko tinggi, sehingga tidak dianggap sebagai metode yang aman dan efektif.
Pada tahun 1930-an, metode sterilisasi yang lebih baik dan aman mulai dikembangkan melalui operasi yang mengangkat organ reproduksi kucing, baik pada jantan maupun betina. Metode inilah yang kemudian menjadi standar dalam sterilisasi kucing dan masih banyak digunakan hingga sekarang.
Perkembangan pemahaman tentang pentingnya sterilisasi kucing semakin luas saat ini. Semakin banyak pemilik kucing yang menyadari manfaat dari sterilisasi dalam mengontrol populasi kucing liar dan mencegah masalah kesehatan pada kucing peliharaan mereka. Melalui sterilisasi, kucing bisa lebih bahagia dan sehat, dan kita semua ikut berkontribusi dalam menjaga lingkungan yang lebih stabil dan aman bagi mereka.
Also read:
Perawatan Setelah Steril Kucing: Panduan Lengkap untuk Kepuasan dan Kesehatan
Apa Vaksin Kucing Wajib? Pentingkah?
Rol Kucing dalam Budaya dan Sterilisasi Kucing
Kucing memiliki peran tak tergantikan dalam budaya manusia sejak zaman dulu. Selain sebagai hewan peliharaan, kucing memegang peran sosial dan simbolik yang kuat dalam masyarakat. Salah satu peran penting kucing adalah sebagai pembasmi hama, terutama tikus.
Dalam proses perkembangan budaya manusia, kucing dikenal sebagai binatang yang efektif dalam mengendalikan jumlah tikus yang bisa merusak persediaan pangan manusia. Kemampuan kucing dalam berburu sangat dihormati dan dihargai oleh warga masyarakat. Kehadiran ini bahkan tercermin dalam puisi, dongeng, dan cerita rakyat yang menggambarkan kucing sebagai pahlawan yang membasmi tikus-tikus tersebut.
Tidak hanya sebagai pemburu tikus, kucing juga memiliki peranan simbolik dalam budaya manusia. Dalam beberapa kebudayaan, kucing dianggap sebagai makhluk yang memiliki kekuatan magis. Sebagai contoh, di masa Mesir kuno, kucing dianggap sebagai hewan suci dan dikaitkan dengan perlindungan dari roh jahat dan penyakit.
Tak hanya itu, kucing juga kerap dianggap sebagai simbol keberuntungan. Banyak yang meyakini memiliki kucing hitam dapat membawa keberuntungan, terutama dalam budaya Barat. Namun, dalam budaya Asia, kucing calico atau dengan tiga warna dianggap sebagai pembawa keberuntungan dan kemakmuran.
Dalam keseluruhan, peran kucing dalam budaya manusia sangatlah beragam dan sarat dengan makna. Selain berperan sebagai pembasmi hama, kucing dianggap memiliki kekuatan magis dan dijadikan simbol keberuntungan. Keberadaan kucing dalam budaya manusia terus berlanjut dan tidak pernah terkikis seiring berjalannya waktu.
Morfologi dan Anatomi Kucing pada Usia Steril
Kucing merupakan makhluk yang memiliki perangai dan karakteristik tubuh yang menarik. Setiap bagian badannya memiliki peran penting dalam mempertahankan kesehatannya. Pada saat kucing mencapai usia steril, terdapat beberapa perubahan yang dapat diamati dengan seksama.
Salah satu perubahan yang terjadi pada kucing usia steril adalah pada sistem reproduktifnya. Untuk kucing jantan, testisnya biasanya akan menyusut ukurannya dan berhenti memproduksi sperma. Sedangkan untuk kucing betina, indung telur dan rahimnya akan mengalami pengecilan ukuran. Jenis perubahan tersebut merupakan hasil dari tindakan sterilisasi yang dipraktikkan guna mencegah perkembangbiakan mereka.
Tidak hanya itu, pada kucing usia steril, terlihat adanya perbedaan dalam hal ukuran tubuh. Umumnya, kucing yang telah disterilkan memiliki ukuran yang sedikit lebih besar bila dibandingkan dengan kucing yang masih belum disterilkan. Perubahan tersebut terjadi karena adanya perubahan hormonal yang muncul setelah sterilisasi dilakukan.
Terlepas dari perubahan dalam sistem reproduksi dan ukuran tubuh tersebut, struktur anatomi pada kucing usia steril tetap sama dengan kucing yang belum disterilkan. Mereka memiliki pendengaran yang sensitif, gigi yang tajam, serta kumis yang membantu mereka dalam membantu mencari makanan.
Secara keseluruhan, morfologi dan anatomi kucing pada usia steril tidak berbeda jauh dengan kucing yang belum disterilkan. Perubahan yang terjadi lebih berkaitan dengan sistem reproduksi dan ukuran tubuh. Mengerti mengenai perubahan ini sangat penting bagi pemilik kucing guna memberikan perawatan yang tepat serta menjaga kesehatan kucing peliharaan yang kita cintai.
Keistimewaan Kucing sebagai Hewan Peliharaan usia steril kucing
Kucing merupakan salah satu hewan peliharaan yang sangat diminati oleh masyarakat. Tidak diragukan lagi, ada banyak hal yang membuat kucing begitu istimewa sebagai teman hidup. Salah satunya adalah kemampuan mereka dalam menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan yang ada. Kucing mampu hidup nyaman baik di apartemen dengan ruang terbatas maupun di rumah yang memiliki halaman yang luas.
Tidak hanya itu, kucing juga dikenal sebagai hewan yang mandiri. Mereka memiliki rasa independensi yang tinggi dan tidak terlalu membutuhkan banyak perhatian. Kucing mampu membuat keputusan sendiri, termasuk kapan mereka perlu bermain dan istirahat. Karena alasan itulah, kucing sangat cocok bagi pemilik yang memiliki rutinitas yang padat dan sibuk.
Kucing juga dikenal akan kebersihan mereka yang luar biasa. Mereka secara alami menjaga kebersihan tubuhnya dengan rutin menjilati bulu mereka. Menggunakan kotak pasir untuk buang air juga sudah menjadi kebiasaan mereka. Selain itu, usia steril pada kucing juga memiliki peranan penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan mereka. Dalam proses sterilisasi kucing, risiko terjangkitnya penyakit menular seperti infeksi saluran kemih dapat ditekan, bahkan risiko kanker pun dapat berkurang.
Selain itu, kucing juga memiliki keistimewaan dalam membentuk ikatan emosional yang sangat kuat dengan pemiliknya. Mereka dapat menjadi teman setia dan bisa memberikan hiburan saat sedang merasa kesepian. Interaksi dengan kucing juga terbukti dapat mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional kita.
Jadi, jika kamu sedang mencari hewan peliharaan yang mampu hidup di berbagai jenis lingkungan, mandiri, bersih, dan mampu membentuk ikatan emosional yang kuat, maka tidak ada pilihan yang lebih tepat selain kucing. Namun, jangan lupa untuk memberikan perawatan dan memenuhi kebutuhan kucingmu, terutama saat kucing sudah memasuki usia steril. Dengan begitu, kucing akan tetap sehat dan bahagia.
Perubahan Perilaku Kucing Usia Steril
Dalam proses sterilisasi atau kastrasi kucing, organ reproduksi kucing jantan dan betina diangkat agar mereka tidak dapat berkembangbiak secara tidak terkendali. Setelah menjalani prosedur sterilisasi, perilaku kucing usia steril akan mengalami beberapa perubahan yang perlu kita ketahui.
1. Perubahan dalam Tingkat Agresi
Kucing jantan yang telah disterilkan cenderung menjadi lebih tenang dan mengurangi tingkat agresi yang mungkin mereka tunjukkan sebelumnya. Kucing betina yang telah disterilkan juga umumnya lebih tenang dan jarang mengeluarkan suara meong yang mengganggu, terutama saat sedang mencari pasangan.
2. Perubahan dalam Kebiasaan Menyemprot Urine
Salah satu manfaat utama dari sterilisasi pada kucing adalah mengurangi kecenderungan mereka untuk menyemprot urine dengan tujuan memberi tanda pada wilayahnya. Setelah menjalani sterilisasi, kucing usia steril biasanya akan lebih konsisten dalam menggunakan kotoran dan mengurangi kebiasaan menyemprot urine di berbagai sudut rumah.
3. Penurunan Risiko Penyakit
Sterilisasi juga dapat mengurangi risiko kucing terkena sejumlah penyakit yang berkaitan dengan organ reproduksi, seperti kanker pada kucing betina. Dengan menghilangkan organ yang terlibat dalam proses reproduksi, risiko penyakit tersebut dapat diminimalisir dan kucing usia steril memiliki peluang hidup yang lebih panjang dan sehat.
Sebagai pemilik kucing usia steril, kita perlu memberikan perhatian dan penanganan yang tepat agar kucing tetap nyaman dan bahagia. Terlepas dari perubahan perilaku yang terjadi setelah sterilisasi, setiap kucing tetaplah unik dan membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari pemiliknya.
Pemilihan dan Perawatan Kucing Usia Steril
Kucing adalah hewan peliharaan yang populer di kalangan masyarakat. Bagi pemilik kucing, pemilihan dan perawatan kucing usia steril menjadi hal yang penting bagi kesejahteraan hewan peliharaan mereka. Saat memilih kucing usia steril, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, pilihlah kucing yang sudah mencapai usia dewasa, sekitar 6 hingga 8 bulan. Kucing yang masih terlalu muda belum siap untuk proses sterilisasi. Selain itu, pastikan kucing tersebut memiliki kesehatan yang baik dan sifat yang sesuai dengan keluarga Anda. Adopsi kucing dari panti hewan atau penampungan juga merupakan pilihan yang bijak untuk memberikan mereka rumah yang lebih baik.
Setelah melewati proses sterilisasi, perawatan kucing usia steril menjadi sangat penting untuk menjaga kesehatan mereka. Pastikan lingkungan tempat tinggalnya selalu bersih dan nyaman. Berikan pula makanan yang seimbang dan berkualitas tinggi serta sediakan tempat minum dengan air segar yang selalu terisi. Berikan kucing perhatian dan aktivitas fisik yang cukup setiap harinya. Rutinitas perawatan bulanan, seperti pemeriksaan kesehatan secara rutin, pemberian obat cacing, dan vaksinasi, juga perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan kucing.
Sterilisasi pada kucing memiliki manfaat yang sangat penting. Selain membantu mengendalikan populasi kucing liar, sterilisasi juga dapat mencegah beberapa penyakit pada kucing betina seperti kanker indung telur dan infeksi rahim. Pada kucing jantan, sterilisasi dapat mengurangi risiko terkena penyakit pada saluran kemih dan menurunkan tingkat agresivitas. Selain itu, kucing yang telah steril cenderung memiliki masa hidup yang lebih panjang dan lebih sehat.
Dalam memberikan perawatan kucing usia steril, ingatlah pentingnya memberikan kasih sayang dan perhatian yang lebih. Selalu awasi kucing secara teratur dan segera berkonsultasi dengan dokter hewan jika Anda melihat gejala yang mencurigakan. Dengan memberikan perawatan yang baik dan tepat, kucing usia steril Anda dapat hidup bahagia dan sehat dalam lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang.
Penyakit yang Sering Dialami oleh Kucing yang Telah Disterilisasi
Kucing merupakan hewan peliharaan yang banyak diminati oleh masyarakat. Namun, seperti manusia, kucing juga rentan terkena berbagai macam penyakit. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko kucing terkena penyakit adalah saat kucing tersebut telah disterilisasi. Kucing yang telah disterilisasi cenderung memiliki sistem imun yang lebih rentan, sehingga perlu perhatian ekstra dalam menjaga kesehatannya.
Salah satu penyakit yang sering dialami oleh kucing yang telah disterilisasi adalah infeksi saluran kemih. Infeksi saluran kemih pada kucing dapat menyebabkan gejala seperti sering buang air kecil, nyeri saat buang air kecil, dan perubahan perilaku. Penyakit ini bisa disebabkan oleh baik bakteri maupun kristal yang terbentuk di dalam saluran kemih kucing.
Selain itu, penyakit ginjal juga kerap menyerang kucing yang telah disterilisasi. Balita dapat disebabkan oleh faktor genetik atau karena kebiasaan buruk seperti memberikan makanan yang tidak sehat. Gejala yang biasanya muncul meliputi penurunan nafsu makan, muntah, diare, dan berat badan yang turun.
Penyakit jamur juga merupakan salah satu masalah umum yang sering dijumpai pada kucing yang telah disterilisasi. Jamur dapat menyebabkan infeksi pada kulit, bulu, atau kuku kucing. Tanda-tanda infeksi jamur biasanya terlihat dengan munculnya ruam, kerontokan berlebihan pada bulu, serta kulit yang tampak merah atau mengelupas.
Agar dapat mencegah munculnya penyakit-penyakit tersebut, penting bagi pemilik kucing untuk memberikan makanan dengan gizi yang seimbang dan berkualitas, menjaga kebersihan lingkungan, serta melakukan pemeriksaan rutin ke dokter hewan. Dengan perhatian yang tepat, kucing yang telah disterilisasi dapat tetap sehat dan bahagia.
Manfaat Kucing dalam Mendukung Kesehatan Manusia
Kucing Bukan Hanya Binatang Peliharaan, Tapi juga Sahabat Kesehatan
Kucing tidak hanya dikenal karena kelucuannya, tetapi juga memiliki beragam manfaat bagi kesehatan manusia. Salah satu manfaat utamanya adalah kemampuannya dalam mencegah alergi pada anak-anak. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang hidup dengan kucing memiliki risiko yang lebih rendah terkena alergi dan asma dibandingkan dengan anak-anak yang tidak memiliki kucing sejak kecil. Kontak awal dengan bulu dan kotoran kucing merangsang sistem kekebalan tubuh anak, sehingga membuat mereka lebih kebal terhadap alergi.
Kucing sebagai Penangkal Stres dan Penyemangat Mental
Tidak hanya itu, kucing juga dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental. Bermain bersama kucing meningkatkan pelepasan hormon oksitosin, juga dikenal sebagai hormon cinta. Hormon ini berperan dalam mengurangi tingkat stres, meningkatkan mood positif, dan mengurangi risiko depresi. Kucing juga bisa menjadi teman yang ampuh bagi mereka yang merasa kesepian atau hidup sendirian, memberikan perasaan nyaman dan kehadiran yang menenangkan.
Kucing sebagai Dukungan Perbaikan Kondisi Fisik
Manfaat kucing juga dapat dirasakan dalam meningkatkan kesehatan fisik. Kucing yang aktif dan gemar bermain mendorong pemiliknya untuk lebih bergerak. Bermain, memberi makan, dan merawat kucing dapat menjadi bentuk latihan fisik yang menyenangkan. Aktivitas fisik teratur berkontribusi pada kesehatan jantung yang baik, mengurangi risiko obesitas, serta meningkatkan tingkat energi.
Sterilisasi sebagai Upaya Mempertahankan Kesehatan
Selain itu, sterilisasi kucing juga memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan manusia. Kucing yang disterilisasi cenderung lebih tenang dan tidak agresif. Ini mengurangi risiko terkena gigitan atau cakaran yang dapat menyebabkan infeksi atau penyakit. Selain itu, sterilisasi juga membantu mengendalikan populasi kucing liar dan mencegah kelahiran kucing yang tidak diinginkan.
Pentingnya Peran Kucing dalam Upaya Pengendalian Populasi
Sterilisasi kucing memiliki peranan penting dalam menjaga kestabilan lingkungan di sekitar kita. Proses ini melibatkan pengangkatan organ reproduksi pada kucing jantan dan betina, yang akan menghentikan kemampuan mereka untuk berkembang biak. Sterilisasi kucing tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat yang signifikan bagi kesejahteraan kucing itu sendiri.
Salah satu manfaat utama yang diperoleh dari sterilisasi adalah pengendalian populasi kucing. Tanpa proses sterilisasi, populasi kucing dapat berkembang dengan cepat dan tak terkendali. Hal ini seringkali berakhir dengan adanya populasi kucing liar yang terlantar dan menjadi sarang penyakit. Dengan melakukan sterilisasi secara rutin, kita dapat mengurangi jumlah populasi kucing liar dan menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan sekitar kita.
Tidak hanya itu, sterilisasi juga memberikan manfaat dalam meningkatkan kesehatan kucing. Proses ini dapat mengurangi risiko terjadinya berbagai penyakit, seperti kanker reproduksi, infeksi, maupun penyakit menular seksual. Kucing yang disterilisasi juga cenderung lebih tenang, menghindari perilaku agresif, dan memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat. Dengan demikian, sterilisasi memberikan perlindungan dan peningkatan kualitas hidup bagi kucing kesayangan kita.
Tak hanya itu, sterilisasi juga berdampak pada perilaku kucing jantan. Sterilisasi dapat mengurangi perilaku agresif dan teritorial pada kucing jantan, seperti penandaan wilayah dengan urin atau pertarungan antar kucing jantan. Dengan melakukan sterilisasi, kita dapat menciptakan suasana yang lebih harmonis dalam kelompok kucing, di mana mereka dapat hidup bersama dengan lebih tenang dan menyenangkan.
Oleh karena itu, menjalankan sterilisasi kucing adalah langkah yang sangat penting dan bertanggung jawab. Dengan mengendalikan populasi kucing, menjaga kesehatan mereka, dan mengurangi perilaku agresif, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan harmonis bagi kita sebagai pemilik kucing kesayangan dan juga bagi kucing itu sendiri.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan) Mengenai Usia Steril Kucing
Terkait dengan usia berapa kucing dapat disterilkan?
Momen yang tepat untuk melakukan sterilisasi pada kucing Anda perlu diperhatikan dengan baik. Tidak ada batasan pasti mengenai usia kucing untuk menjalani prosedur sterilisasi. Namun, disarankan agar sterilisasi dilakukan setelah kucing mencapai usia enam bulan atau lebih. Pada fase ini, tubuh kucing telah mencapai perkembangan dan pertumbuhan yang memadai, sehingga keuntungan dari sterilisasi dapat diperoleh dengan maksimal.
Haruskah kucing betina mengalami siklus kawin terlebih dahulu sebelum disterilkan?
Tidak, tidak ada kewajiban bagi kucing betina untuk melewati siklus kawin sebelum menjalani sterilisasi. Siklus kawin pada kucing betina bukanlah sesuatu yang dianggap alami atau penting bagi mereka. Malah sebaliknya, dilakukan sterilisasi sebelum siklus kawin dianggap lebih baik, karena hal ini dapat mencegah perkembangbiakan yang tidak diinginkan dan mengurangi risiko terjadinya masalah kesehatan seperti infeksi rahim dan tumor pada masa depan.
Apakah usia sterilisasi berdampak pada kesehatan kucing?
Tidak, usia sterilisasi tidak memiliki dampak negatif terhadap kesehatan kucing Anda. Justru sebaliknya, sterilisasi pada usia yang tepat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. Dengan melakukan sterilisasi, Anda dapat membantu mencegah berbagai penyakit reproduksi pada kucing betina, seperti infeksi rahim, kanker ovarium, dan kanker payudara. Pada kucing jantan, sterilisasi dapat mengurangi risiko terjadinya kanker prostat dan tumor pada testis.
Apakah kucing steril akan cenderung menggemuk dan menjadi malas?
Stereotip bahwa kucing steril akan cenderung mengalami kegemukan dan kelesuan adalah tidak benar. Kegemukan atau kelesuan pada kucing tidak terkait secara langsung dengan sterilisasi. Faktanya, tingkat aktifitas dan berat badan kucing dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pola makan, olahraga, dan kebiasaan pemberian makan oleh pemiliknya. Selama Anda memberikan diet yang seimbang dan tetap mendorong kucing Anda untuk bergerak, tidak ada alasan bagi kucing steril untuk mengalami kegemukan atau malas.