Kisah Kucing : Jangan Pisahkan Aku dengan Anakku

Ini adalah kisah ku, kisah kucing kampung yang malang.

Kisah kucing : Jangan pisahkan aku dengan anakku.
Kisah kucing : Jangan pisahkan aku dengan anakku.

Kucinglucu.net – Aku hanyalah kucing kampung. Seperti biasa kucing kampung identik dengan kehidupan yang keras,kejam entah apapun namanya itu. semuanya membuatku sering merasa sakit hati. Namun mungkin manusia berpikir kami tak mempunyai perasaan sehingga bebas diperlakukan.

(Baca juga : Kisah Nenek VOC dan Para Kucing).

Ini adalah kisah ku, kisah kucing kampung yang malang. Waktu keadaan hamil aku merasa bahagia karena ini kehamilan pertama ku. Tak ayal aku membayangkan bagaimana wajah anak-anakku nanti. Apakah ganteng seperti ayahnya atau cantik sepertiku. Waktu terus berlalu dan tibalah waktunya aku melahirkan.

Perjuanganku sangatlah melelahkan. Aku cari tempat yang cocok buat melahirkan. Kuputuskan untuk melahirkan di gudang tempat tuanku menyimpan barang-barangnya.

Satu persatu anak-anakku lahir. Semuanya berjumlah 4 ekor,3 jantan dan 1 betina. Ku pandang anak-anakku,ku cium mereka satu persatu.

Aku bahagia melihat mereka. Kadang tiap pagi ku tinggalkan mereka untuk cari makanan. Memang tuanku kurang memperhatikanku selama ini. Mungkin bagi mereka aku hanyalah alat untuk menakut-nakuti tikus.

Setelah 1 minggu kelahiran anak-anakku, tuanku menemukan mereka setelah membersihkan gudang, karna gudang mau digunakan. Awalnya aku cemas takut anak-anakku kenapa napa, ternyata mereka diletakkan di keranjang bekas tanpa alas. Hatiku merasa lega.

Tapi keesokan harinya di saat aku sedang menyusui anak-anakku, tuanku mengambil semua anakku dan di masukannya ke dalam kantong kresek. Hatiku mulai gelisah. “Mau di bawa kemana anak-anakku sekarang ?”.

Mau kamu bawa kemana anak-anakku ?
Mau kamu bawa kemana anak-anakku ?

Ku kejar tuanku sambil mengelus-elus kaki tuanku, tapi tuanku menendangku dengan kencang. “PLAK” badanku terpental ke dinding. Badanku terasa sakit semua. Semuanya aku abaikan karena demi anak-anakku. Tuanku beranjak pergi mengendarai kendaraannya. Ku kejar tapi tak bisa ku kejar. Entah mau bawa kemana anak-anakku.

Setelah lama berpikir, ku putuskan untuk meninggalkan rumah tuanku untuk mencari anak-anakku. Apapun akan ku lalui untuk mencari anak-anakku.

Sudah 2 jam perjalananku menelusuri jalan raya,
Semua nihil. Tak ku temukan mereka. Badan ku masih terasa sakit saat terpental tadi. Mungkin tuanku membuang anak-anakku di suatu tempat. Entah dimana itu, semoga anakku baik-baik saja.

Aku harus kuat. Anakku menunggu ku.

Hari pertama telah ku lalui. Tak juga ku temukan anakku. Ku terus berjalan menelusuri jalan-jalan. Terkadang aku mendapatkan perlakuan tak mengenakan, di siram air, di tendang, hanya karena melintas di antara mereka. Mereka tidak tahu apa yang ku rasakan saat ini. Badan ku mulai tak sanggup untuk berjalan lagi, tapi aku harus kuat. Anak-anakku pasti sedang menangis menanti ku.

Sampai di suatu jalan yang sepi, ku dengar suara anak kucing. Aku berharap itu anak-anakku. Ku cari sumber suaranya, lama-lama semakin dekat. Ku lihat di pagar di situlah sumber suara tadi. Aku berlari untuk memastikan kalau itu benar anakku. Dan ternyata itu memang mereka.

(Baca juga : Ditemukan dengan Rahang Bawah Patah, Ibu Kucing ini Bertahan agar Bisa Menyusui Anaknya).

Aku berlari untuk mendekati mereka. Ku cium dan ku peluk mereka. Aku lihat mereka terlihat lelah karena menahan rasa lapar. Tanpa pikir lama segera ku susui mereka sampai tertidur pulas dan bergegas mencari tempat yang aman untuk anak-anakku.

========================

Disalin dengan perubahan seperlunya dari kiriman Bunda Ani Lodoyo di Forum Diskusi Perawatan Kucing CLOW

Tinggalkan Balasan