Kisah Kitten: Ibuku yang Baru

“Ibu! Ibu! Ibu!”, aku berteriak memanggil Ibuku. Aku tidak tahu mengapa tiba-tiba aku terpisah darinya…. Baca selengkapnya kisah kitten: Ibuku yang baru.

Kisah kitten: Ibuku yang baru.
Kisah kitten: Ibuku yang baru.

Kucinglucu.net –  “Ibu! Ibu! Ibu!”, aku berteriak memanggil Ibuku. Aku tidak tahu mengapa tiba-tiba aku terpisah darinya. Aku berjalan kesana-kemari, tapi aku tak berani berjalan terlalu jauh. Wilayah ini asing bagiku. Dan aku khawatir bagaimana jika Ibu kembali aku tak ada di tempatku semula.

Aku menunggu dan terus menunggu.

Beberapa manusia dan kucing dewasa lewat di depanku. Untunglah mereka tak menganggu. Saat kutanya apa mereka melihat Ibuku, mereka hanya menggeleng dan berlalu.

(Baca juga: Surat Untuk Terdakwa pelaku Kekerasan terhadap Ibu Kucing).

Aku memutuskan untuk kembali mencari Ibu. Aku menoleh ke kiri dan ke kanan sembari meneriakkan namanya, “Ibu! Ibu! Ibu!”. Karena lengah aku terpeleset dan masuk ke dalam got. Untunglah gotnya kering dan tidak terlalu dalam. Tapi untuk kembali ke atas aku belum bisa. Biarlah kutunggu Ibu disini saja. Sesekali aku memanggil ibuku, namun tak ada jawaban. Akhirnya aku lelah dan mengantuk, aku tertidur.

Ketika terbangun, aku mulai merasa lapar. Tapi aku tak tahu harus kemana mencari makan. Kuputuskan saja untuk kembali memanggil Ibu. “Ibu! Ibu! Ibu!”, tidak ada sahutan. “Ibu! Ibu! Ibu!”, tidak ada jawaban. “Ibu! Ibu! Ibu!”, kali ini aku berteriak lebih kencang berharap ibuku segera datang. Kutunggu beberapa saat tapi tak kudengar tanda-tanda ibuku akan datang.

Tiba-tiba tempatku berpijak menjadi gelap. Sinar matahari terhalang sesuatu, aku menengadah dan kulihat ada yang sedang menatapku. Badannya besar sekali, Ibuku pernah bercerita kalau mereka adalah manusia dan aku harus berhati-hati dengannya. Tapi entah kenapa aku merasa dia tidak punya niat jahat, aku tidak takut sama sekali.

Dia menyapaku, “Hai! Kamu sedang apa disitu? Mencari indukmu ya?”. Aku membalas sapanya, “Miaw! Bagaimana kamu bisa tahu?”. “Habisnya kamu jerit-jerit begitu. Kamu pasti lapar. Kebetulan aku membawa sedikit makanan, kamu makan ya, nanti kita cari sama-sama indukmu. Atau kamu mau ikut aku? Tapi di rumahku sudah banyak kucing sih…”. Manusia yang aneh. Sedari tadi aku disini hanya dia manusia yang mau meladeniku. “Tidak, terimakasih. Aku akan disini menunggu Ibuku.”. “Begini saja deh, kamu aku kasih makan disini ya, kalau misalnya nanti kita ketemu lagi dan kamu masih sendirian, kamu ikut aku pulang ya.”.

“Terimakasih, tapi aku yakin Ibuku pasti datang menjemputku.”. Kemudian manusia itu mengangkatku dari got, diberinya aku makanan dan minuman, kemudian dia pergi.

Selesai makan, tenagaku mulai pulih. Aku kembali mencari Ibuku, “Ibu! Ibu! Ibu!”. Lama sekali aku berkeliling, memanggil, dan mencari namun Ibu tak kunjung datang. Aku sangat lelah hingga aku tertidur. Tidurku tak bisa benar-benar pulas. Aku terbangun setiap kali mendengar suara. Berharap Ibu datang menjemput. Ibu…

Sebuah sentuhan lembut membangunkanku, “Hei… kamu masih disini?”, ah… ternyata bukan Ibu. Manusia yang tadi rupanya. Aku mengeong perlahan, mengadu padanya, “Iya… aku belum bertemu Ibuku.”. Manusia ini menggendongku, dia berkata, “Ya sudah, kamu ikut saja pulang bersamaku. Besok kalau aku kesini dan kulihat Ibumu datang aku akan memberi tahumu, setuju?”. Aku tidak punya pilihan lain. Aku ingin istirahat. Lagipula terlalu bahaya kalau aku bermalam di tempat yang asing seperti ini tanpa ada yang menemani. Dan akupun ikut pulang bersama manusia tadi.

Kisah kitten: Ibuku yang baru
Kisah kitten: Ibuku yang baru

Saat tiba di rumahnya aku disambut oleh kucing-kucing lain. Ada yang menggeram kepadaku, ada yang mengendusku, dan ada yang tampak tak terganggu dengan kehadiranku. Manusia tadi memasukkanku ke dalam kandang dan memberiku makan, “Kamu tunggu disini sebentar ya, aku mau ngasih makan anak-anak yang lain dulu.”. Aku memperhatikan sekeliling, kulihat manusia itu memasukkan kucing ke kandang, memberi makan dan minum, serta membersihkan kandang. Kata Ibuku, manusia adalah makhluk yang tidak dapat dipercaya. Tapi kurasa manusia yang satu ini pengecualian. Ah Ibu… seandainya Ibu juga berada disini Ibu tidak perlu susah payah mencari makanan untuk kita bu…

Ibu…

“Hai! Lama menunggu ya?”, sapaan manusia itu membuatku kaget. “Aku ingin Ibu! Ibu! Ibu!”, jeritku setengah putus asa. Dibukanya pintu kandang direngkuhnya aku perlahan dalam gendongannya, “Iya aku tahu… Tidak apa-apa… Jangan menangis ya.”.

“Ibu! Ibu! Ibu…huhuhu…”

“Sudah, jangan menangis, besok kita cari ibumu. Malam ini kamu tidur bersamaku ya.”

“Huhuhu… iya…”

Manusia itu merebahkanku disampingnya. Aku kembali menangis, aku teringat Ibu… Dia memelukku dengan lembut, “Jangan menangis ya, besok kita cari ibumu.”. Aku diam. Aku memang lelah sekali. Aku mulai mengantuk. Kuperhatikan manusia di sampingku. Kurasa dia benar. Nafasnya yang teratur membuatku tenang. Kuperhatikan sekali lagi. Sungguh makhluk yang aneh.

Badannya besar tapi tidak menakutkan. Badannya tidak berbulu tetapi hangat. Tubuhnya kuat tapi lembut. Seperti Ibu… Hiks… Ibu… Seandainya engkau disini bersamaku.

Manusia ini memelukku kembali. Kemudian dia berbisik di telingaku, “Jangan menangis, ada aku untukmu.”.

Kutatap wajahnya, kulihat dia bersungguh-sungguh dengan perkataannya. Kurasa aku bisa mempercayainya. Aku mulai merasa nyaman. Aku mendengkur dan akhirnya tertidur di pelukannya. Sebelum benar-benar terlelap, aku berharap Ibu tahu bahwa aku baik-baik saja. Tidak usah mengkhawatirkanku. Aku masih berharap bertemu dengan Ibuku, aku rindu ibuku, aku ingin bersama ibu, namun jika Tuhan berkehendak lain kurasa aku sudah menemukan ibuku yang baru.

===============================

disalin dari tulisan Emak Kucing .. Jangan lupa menekan tombol share yah biar semua pecinta kucing tau.. ^_^